- Kurangi tidur larut malam
- Kurangi lemak, karena berat sudah max di 65
- Tetaplah tersenyum (ini karangan gw sendiri)
PS: Kenapa si dokter nanyain gw pernah minum alkohol atau nggak yah. Padahal tampang polos begini :D
It's only about my life and the world around me
PS: Kenapa si dokter nanyain gw pernah minum alkohol atau nggak yah. Padahal tampang polos begini :D
Gak akan pernah ada pihak yang akan saling mengerti jika mereka hanya diam. Emosi hanya memperparah keadaan.
Itu adalah kalimat yang selalu jadi andalan gw ketika gw mencoba menyelesaikan masalah dengan orang lain. Baik itu dengan keluarga, teman, pacar, atau siapapun. Dua kalimat yang kadang gampang di ucapkan, tapi susah dilakukan. Mengapa bisa susah? Karena tidak gampang mengendalikan emosi. Jika anda dalam posisi di judge, dan anda tidak suka dengan itu, disitulah emosi itu tercipta. Khusus untuk wanita, karena kondisi alamiahnya, emosi bisa muncul dengan sendirinya (baca: ketika lagi dapet).
Terus bagaimana solusinya? Pertama: Redakan amarahmu, redakan emosimu.. Banyak cara untuk meredakan emosi ini, misal Istigfar, makan yang banyak ampe perut penuh pengen muntah, atau cara yang paling simple, mukul tembok!! Yang jelas emosi gak akan menolong kita nyelesain masalah.
Setelah emosi mereda, cobalah untuk Memaafkan apapun perbuatan yang pernah dilakukan oleh lawan anda. Ingat, dia juga manusia yang tidak luput dari kesalahan. Begitu juga diri anda.
Langkah berikutnya adalah Refleksi Diri. Jika dua orang terlibat konflik, tidak ada istilah yang satu lebih benar dari yang lain. Mereka semua salah. Dengan merefleksi diri, cobalah mengingat apa kesalahan anda yang mungkin menyebabkan konflik itu. Namun sekali lagi, jangan pernah kembali larut dalam emosi anda tadi.
Langkah terakhir. Ajak lawan anda untuk Bicara. Baik via email, sms, telpon, ataupun ketemu secara langsung. Mulailah dengan meminta maaf. Ingat, orang yang pertama meminta maaf bukan berarti orang yang salah ataupun kalah. Karena dia justru pemenang, pemenang atas emosinya. Reaksi akan beragam dari lawan anda, dia bisa menerima maaf anda, dan kemudian ikut meminta maaf. Namun, dia bisa juga acuh tak acuh, dan tetap merasa yang paling benar. Apapun reaksinya biarkan saja semua berjalan begitu adanya. Karena seiring waktu, emosi, rasa pedih, dan amarah, akan hilang dengan sendirinya.
Hal tersebut di atas sudah saya coba sendiri. Jangan perduli dengan hasil akhir. Karena yang penting bukan hasil, tetapi proses nya –> proses dewasanya diri anda.
Yup sakit mata.. Yang namanya sakit memang kita gak suka, tapi yang paling menyebalkan adalah sakit mata. Kenapa? Karena sifatnya yang sangat menular. Saya harus hati2 supaya gak menularkan orang lain. Tapi selain itupun, teman2 malu main dengan ku (halah.. kayak orang ayan aje)
(Efek sakit mata sebelah, kelihatan kayak orang abis kena KDRT)
Bagaimana cara supaya gak tertular sakit mata??
Anggapan yang salah adalah, kalau gak mau tertular, jangan ngeliatin mata orang yang sedang sakit mata. Itu bener2 salah!! Ketika orang sakit mata, matanya akan mengeluarkan semacam kotoran. Kotoran ini yang agak2 lengket inilah yang menjadi sumber penularan. Sering kali karena gatel, si penderita memegang matanya dan kotoran tersebut. Kotoran tersebut mengandung virus2 sakit mata ini. Jadi ketika tangan si penderita menyentuh suatu barang, virus2 tersebut menempel ke apapun yang dia sentuh. Ketika ada orang lain tidak sengaja menyentuh barang tadi, dan menyentuh matanya sendiri, maka diapun tertular penyakit.
Anjuran bagi penderita:
Kalau bisa jangan pergi ketempat2 umum terlebih dahulu. Sakit mata, umurnya rata2 2-3 hari. Jadi lebih baik tidak masuk kantor atau sekolah terlebih dahulu.
Anjuran bagi orang yang belum tertular:
Tidak perlu menjaga jarak ataupun mengucilkan orang tersebut. Yang penting anda tidak menyentuh mata anda secara langsung, sambil tetap menjaga daya tahan tubuh anda. Konsumsi Vitamin C secara cukup.
Efek Positif Sakit Mata:
Apapun yang terjadi, jangan patah semangat.. Jangan pernah menyalahkan temen anda yang menularkan anda.. Jaga kesehatan anda..
By Reza “Mantan Calon Dokter” Afandi